Skip to main content

(Foto oleh KOMPAS.COM)

Jakarta – Genderang perang untuk babak penentuan Kualifikasi Piala Dunia 2026 Zona Asia telah ditabuh. Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) pada Rabu (24/9/2025), secara resmi merilis 28 nama yang menjadi pilihan pelatih kepala Patrick Kluivert untuk dua laga hidup-mati di Jeddah, Arab Saudi. Skuad Garuda akan menantang tuan rumah Arab Saudi pada 9 Oktober, diikuti oleh duel sengit melawan Irak tiga hari kemudian, pada 12 Oktober 2025.

Pengumuman ini bukan sekadar daftar nama. Ini adalah cetak biru pertama dari visi dan filosofi taktikal Kluivert menjelang fase paling krusial dalam sejarah sepak bola Indonesia. Keputusan sang legenda Belanda ini langsung menyajikan sebuah narasi kontras yang tajam: kembalinya pilar pertahanan, Sandy Walsh, dan penyerang murni, Ole Romeny, diimbangi dengan keputusan mengejutkan yang menepikan nama langganan timnas, Marselino Ferdinan.

Langkah berani ini menandakan sebuah era baru yang menuntut standar berbeda bagi siapa pun yang ingin mengenakan seragam Merah Putih. Putaran keempat ini adalah pencapaian terjauh Timnas Indonesia di format kualifikasi modern, menempatkan mimpi Piala Dunia dalam jangkauan yang paling nyata. Kini, setiap pilihan Kluivert berada di bawah sorotan, dengan harapan besar bangsa tertumpu pada 28 pemain pilihannya.

Cetak Biru Kluivert: Perpaduan Eropa dan Bintang Lokal

Melihat daftar 28 pemain yang dipanggil, terlihat jelas preferensi Patrick Kluivert. Skuad ini didominasi oleh pemain yang berkarier di Eropa, sebuah sinyal kuat bahwa kualitas teknis dan pengalaman bermain di level kompetitif tinggi menjadi prioritas. Namun, Kluivert juga memberi ruang bagi talenta lokal yang bersinar di liga domestik, terutama dari Persib Bandung, Persija Jakarta, dan Dewa United.

Di bawah mistar gawang, Kluivert dimanjakan dengan tiga opsi kelas atas: Maarten Paes, Emil Audero, dan Ernando Ari. Lini pertahanan tampak begitu kokoh dengan kedalaman luar biasa di posisi bek tengah yang diisi Justin Hubner, Jay Idzes, Rizky Ridho, Jordi Amat, hingga Kevin Diks. Fleksibilitas ini membuka kemungkinan formasi tiga atau empat bek yang sama solidnya.

Di ruang mesin tim, perpaduan antara kreator serangan seperti Thom Haye, motor penggerak seperti Marc Klok, dan gelandang bertahan murni Joey Pelupessy mengindikasikan keinginan untuk mendominasi penguasaan bola. Sementara itu, lini serang kini memiliki variasi mematikan dengan kembalinya Ole Romeny sebagai target man, ditopang oleh kecepatan para pemain sayap seperti Ragnar Oratmangoen dan Egy Maulana Vikri.

Berikut adalah daftar lengkap 28 pemain Timnas Indonesia:

PosisiNama PemainKlub Saat Ini
KiperMaarten Vincent PaesDallas FC
Emil Audero MulyadiUS Cremonese
Ernando Ari SutaryadiPersebaya Surabaya
BekJustin HubnerFortuna Sittard
Jay Noah IdzesUS Sassuolo Calcio
Rizky Ridho RamadhaniPersija Jakarta
Jordi Amat MaasPersija Jakarta
Kevin Diks BakarbessyBorussia Monchengladbach
Shayne Elian Jay PattynamaBuriram United
Eliano Johannes ReijndersPersib Bandung
Yance SayuriMalut United
Sandy Henny WalshBuriram United
Calvin Ronald VerdonkLOSC Lille
Dean Ruben JamesGo Ahead Eagles
GelandangNathan Tjoe-A-OnWillem II
Thom Jan Marinus HayePersib Bandung
Joey Mathijs PelupessyLommel SK
Marc Anthony KlokPersib Bandung
Ricky Richardo KambuayaDewa United
Stefano Jantje LilipalyDewa United
Beckham Putra NugrahaPersib Bandung
PenyerangOle Lennard Ter Haar RomenijOxford United
Mauro Nils ZjilstraFC Volendam
Muhammad Ramadhan SanantaDPMM FC
Ragnar Anthonius Maria OeratmangoenFC Dender
Miliano JonathansFC Utrecht
Egy Maulana VikriDewa United
Yakob SayuriMalut United

Sorotan Utama: Di Balik Kembalinya Pilar dan Keputusan Kontroversial

Walsh & Romeny: Kunci Stabilitas dan Ketajaman

Dua nama yang paling mencuri perhatian adalah Sandy Walsh dan Ole Romeny. Kembalinya Walsh dari Buriram United menawarkan stabilitas, kecerdasan taktis, dan fleksibilitas di lini belakang. Kemampuannya yang seimbang dalam bertahan dan menyerang akan menjadi aset krusial untuk meredam agresivitas Arab Saudi dan Irak.

Sementara itu, pulihnya Ole Romeny dari cedera adalah jawaban potensial atas masalah klasik Timnas: ketiadaan penyerang tengah yang klinis dan kuat secara fisik. Romeny adalah tipe target man yang mampu menahan bola, membuka ruang, dan memiliki insting gol tajam. Keputusan Kluivert untuk tetap memanggilnya menunjukkan betapa vital peran sang striker dalam skema serangan tim.

Gempa di Skuad Garuda: Absennya Marselino dan “Reset Budaya”

Keputusan paling kontroversial tentu saja adalah pencoretan Marselino Ferdinan. Alasan utamanya adalah minimnya menit bermain kompetitif di level klub sejak kepindahannya. Kurangnya kebugaran tanding ini menjadi pertimbangan utama Kluivert, yang mengusung prinsip meritokrasi tanpa kompromi: performa dan menit bermain reguler di klub adalah tiket mutlak masuk timnas.

Absennya Marselino adalah bagian dari tren yang lebih besar. Tersingkirnya pilar era Shin Tae-yong seperti Pratama Arhan dan Asnawi Mangkualam menandakan pergeseran filosofi yang mendalam. Kluivert tampaknya beralih dari sistem yang mengandalkan kecepatan eksplosif dari sisi sayap ke pendekatan yang lebih terstruktur ala “mazhab Belanda”, yang mengutamakan kontrol, penguasaan bola, dan struktur permainan yang solid.

Tantangan di Jeddah: Membedah Kekuatan Irak dan Arab Saudi

Ancaman Singa Mesopotamia (Irak)

Sejarah pertemuan tidak berpihak pada Indonesia saat melawan Irak. Dari sembilan laga resmi, Garuda belum pernah menang (8 kalah, 1 seri). Kekuatan utama mereka terletak pada permainan fisik, pengalaman, dan ketajaman Aymen Hussein. Namun, Irak bukannya tanpa celah. Media lokal melaporkan adanya potensi masalah kekompakan tim dan kerawanan di sektor bek kanan—titik lemah yang wajib dieksploitasi.

Ujian di Kandang Elang Hijau (Arab Saudi)

Rekor melawan Arab Saudi juga menantang, namun dua pertemuan terakhir di putaran ketiga memberikan harapan besar: Indonesia berhasil menahan imbang 1-1 di Jeddah dan menang 2-0 di Jakarta. The Green Falcons terbukti rentan terhadap tekanan tinggi (high press) dan serangan balik cepat, dua taktik yang berhasil diterapkan Indonesia sebelumnya.

Jalan Terjal Menuju Piala Dunia: Skenario dan Pertaruhan Besar

Mekanisme kualifikasi putaran keempat sangat brutal. Tiga tim dalam grup akan bertanding satu kali di Jeddah. Skenarionya sederhana:

  • Juara Grup: Lolos langsung ke Piala Dunia 2026.
  • Peringkat Kedua: Melaju ke babak playoff putaran kelima.
  • Peringkat Ketiga: Langsung tersingkir.

Tugas Timnas Indonesia sangat berat. Namun, keputusan berani Kluivert, kembalinya pemain kunci, dan celah di kubu lawan menciptakan sebuah jalur yang, meski sempit, tetap realistis. Pengumuman skuad ini menandai dimulainya era Patrick Kluivert secara definitif—era yang dibangun di atas fondasi meritokrasi dan visi taktis yang jelas.

Jalan menuju Piala Dunia masih panjang, tetapi pilihan yang telah dibuat memberikan Timnas Indonesia strategi yang terukur untuk dua laga hidup-mati di Jeddah. Seluruh bangsa kini menanti dengan penuh harap.

PSSI Resmi Pecat Patrick Kluivert: Analisis Singkat dan Arah Baru Timnas IndonesiaBeritaOlahraga

PSSI Resmi Pecat Patrick Kluivert: Analisis Singkat dan Arah Baru Timnas Indonesia

Keunal AdminOctober 16, 2025
Design Inspirations: Captivating Visual StoriesTeknologi

Design Inspirations: Captivating Visual Stories

Keunal AdminJune 9, 2023
“Alhamdulillah, Diterima”: Inovasi QRIS Soundbox Syariah Jadi Game-Changer bagi UMKM Halal IndonesiaFinansialBerita

“Alhamdulillah, Diterima”: Inovasi QRIS Soundbox Syariah Jadi Game-Changer bagi UMKM Halal Indonesia

Keunal AdminSeptember 25, 2025

Leave a Reply