Skip to main content

DENPASAR – Lebih dari 300 pendidik dari seluruh Indonesia mengikuti pelatihan bertajuk “Pendidikan Berbasis Human AI Collaboration” yang diselenggarakan secara hibrida di Denpasar, Bali, pada 28 Agustus 2025. Acara ini bertujuan untuk membekali para guru dengan pengetahuan dan keterampilan praktis dalam menghadapi era pendidikan yang semakin terintegrasi dengan kecerdasan buatan (Artificial Intelligence/AI).

Pelatihan yang diinisiasi oleh Cendekian Corporate Learning and Development, Children’s House-Cendekia Harapan, dan Kreats Technology ini dihadiri oleh lebih dari 110 peserta secara luring. Acara ini menjadi forum penting bagi para pendidik untuk memahami bagaimana AI dapat berkolaborasi dengan guru, bukan menggantikan peran mereka, dalam proses belajar mengajar.

Arah Kebijakan Pendidikan Digital

Kehadiran Kepala Badan Standar, Kurikulum, dan Asesmen Pendidikan (BSKAP) Kemendikdasmen, Prof. Toni Toharudin, dalam acara tersebut menggarisbawahi keselarasan inisiatif ini dengan arah kebijakan pendidikan nasional. Pemerintah melalui program Merdeka Belajar secara aktif mendorong transformasi digital di sektor pendidikan.

Menurut Prof. Toni, orientasi pendidikan saat ini telah bergeser dari sekadar hafalan menuju “orkestrasi kolaborasi antara manusia dan kecerdasan buatan.” Dalam kerangka ini, guru diposisikan sebagai “arsitek pembelajaran” yang merancang pengalaman belajar untuk menumbuhkan nalar kritis, kreativitas, dan etika digital pada siswa.

Dukungan pemerintah diwujudkan melalui penyediaan platform teknologi seperti Platform Merdeka Mengajar (PMM) dan Rapor Pendidikan, yang membantu guru membuat keputusan berbasis data. Selain itu, pemerintah juga berencana memperkenalkan Koding dan AI sebagai mata pelajaran pilihan di sekolah mulai tahun ajaran 2025-2026 untuk mempersiapkan siswa dengan keterampilan masa depan.

Pandangan dari Para Pakar

Pelatihan ini menghadirkan beberapa pembicara yang memberikan perspektif berbeda mengenai integrasi AI di dunia pendidikan.

Lidia Sandra, Wakil Rektor I Universitas Bali Dwipa, menekankan bahwa AI seharusnya berfungsi sebagai kolaborator yang membebaskan guru dari tugas-tugas administratif. Dengan begitu, guru dapat lebih fokus pada interaksi manusiawi, seperti menjadi mentor dan fasilitator. Ia juga mengingatkan pentingnya menyeimbangkan penggunaan AI dengan “latihan kognitif tanpa AI” untuk menjaga kemampuan nalar siswa.

Sementara itu, praktisi teknologi Timothy Dillan memberikan panduan praktis bagi para guru. Ia memperkenalkan kerangka enam langkah untuk merancang perintah (prompt) AI yang efektif agar menghasilkan output yang relevan dan konsisten. Timothy juga mendemonstrasikan berbagai alat AI yang dapat membantu tugas guru sehari-hari, mulai dari membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) hingga sistem penilaian otomatis.

Wadah Kolaborasi Baru untuk Pendidik

Sebagai tindak lanjut dari pelatihan, para peserta berkomitmen untuk membentuk sebuah wadah bernama Indonesia Development of Education and AI (IDEA). Inisiatif ini diharapkan menjadi pusat kolaborasi bagi para pendidik untuk berbagi praktik terbaik, mengembangkan modul ajar berbasis AI, serta turut merumuskan etika penggunaan teknologi ini di lingkungan sekolah.

Pembentukan IDEA menandakan adanya kesadaran dari komunitas pendidik untuk secara proaktif mengawal proses adopsi AI, memastikan implementasinya didasarkan pada kebutuhan pedagogis di lapangan.

Tantangan Implementasi di Depan Mata

Meskipun AI menawarkan potensi besar untuk personalisasi pembelajaran, implementasinya di Indonesia menghadapi tantangan yang signifikan. Salah satu tantangan utama adalah kesenjangan digital, baik dari segi infrastruktur maupun kompetensi guru, yang tidak merata di seluruh wilayah.

Sekolah di daerah perkotaan dengan fasilitas lengkap mungkin dapat mengadopsi AI dengan cepat, sementara sekolah di daerah terpencil berisiko semakin tertinggal. Pemerintah menyadari hal ini dan tengah menyiapkan kurikulum alternatif “unplugged” atau tanpa gawai sebagai salah satu solusi.

Oleh karena itu, pelatihan seperti yang diadakan di Bali menjadi langkah awal yang penting. Namun, upaya yang lebih masif dan merata dalam peningkatan kapasitas guru serta pemenuhan infrastruktur menjadi pekerjaan rumah bersama untuk memastikan teknologi AI dapat dimanfaatkan secara adil oleh seluruh siswa di Indonesia.

Discovering Passion and Purpose in WorkTeknologi

Discovering Passion and Purpose in Work

Keunal AdminJuly 8, 2023
Gol Emas Bellingham Jaga Rekor Sempurna Real Madrid, Juventus Kian Terancam di Liga ChampionsBeritaOlahraga

Gol Emas Bellingham Jaga Rekor Sempurna Real Madrid, Juventus Kian Terancam di Liga Champions

Keunal AdminOctober 23, 2025
Hidup Pas-pasan Terus? Mungkin Masalahnya Ada di Cara Anda Berpikir tentang UangDiriFinansial

Hidup Pas-pasan Terus? Mungkin Masalahnya Ada di Cara Anda Berpikir tentang Uang

Keunal AdminOctober 17, 2025

Leave a Reply