Skip to main content

Di tengah hiruk pikuk kehidupan modern, musik menjadi pelarian bagi banyak orang. Dengan bantuan earphone atau headphone, kita bisa menciptakan ruang pribadi di mana pun, kapan pun. Namun, kebiasaan mendengarkan musik dengan volume yang terlalu kencang ternyata menyimpan bahaya serius yang sering kali diabaikan. Ini bukan sekadar soal kenyamanan, tetapi menyangkut kesehatan pendengaran dan tubuh secara keseluruhan dalam jangka panjang.

Praktik mendengarkan audio yang tidak aman sangatlah lazim di seluruh dunia. Menurut data dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), lebih dari 1 miliar orang berusia 12-35 tahun berisiko mengalami gangguan pendengaran permanen akibat kebiasaan ini. Risiko tersebut tidak hanya datang dari kebisingan di tempat rekreasi, tetapi juga dari penggunaan perangkat audio pribadi yang tidak bijaksana. Penting bagi publik untuk memahami bahwa kerusakan yang ditimbulkan sering kali bersifat permanen dan tidak dapat diperbaiki.

1. Gangguan Pendengaran Permanen (Noise-Induced Hearing Loss)

Ini adalah dampak paling umum dan paling berbahaya. Paparan suara di atas 85 desibel (dB)—setara dengan suara lalu lintas kota yang padat—secara terus-menerus dapat merusak sel-sel rambut halus di dalam telinga bagian dalam (koklea). Sel-sel ini berfungsi mengubah getaran suara menjadi sinyal listrik yang dikirim ke otak. Begitu sel-sel ini rusak atau mati, mereka tidak dapat beregenerasi.

Kerusakan ini dikenal sebagai Noise-Induced Hearing Loss (NIHL) atau gangguan pendengaran akibat bising. Gejalanya berkembang secara perlahan dan sering kali tidak disadari hingga mencapai tahap yang signifikan. Awalnya, seseorang mungkin kesulitan mendengar suara berfrekuensi tinggi, kemudian merambat hingga kesulitan memahami percakapan di lingkungan yang ramai. Sebagian besar pemutar audio pribadi dapat menghasilkan suara hingga 100-115 dB, tingkat yang dapat menyebabkan kerusakan pendengaran hanya dalam hitungan menit.

2. Tinnitus: Denging Mengganggu yang Muncul Tiba-Tiba

Pernahkah Anda mendengar suara berdenging atau mendesis di telinga setelah menghadiri konser atau mendengarkan musik dengan volume penuh? Kondisi ini disebut tinnitus. Meskipun sering kali bersifat sementara, paparan kebisingan yang berulang dan berkepanjangan dapat menyebabkannya menjadi kronis.

Tinnitus adalah persepsi suara tanpa adanya sumber suara eksternal. Bagi sebagian orang, kondisi ini bisa menjadi sangat mengganggu, menyebabkan stres, kesulitan tidur, dan penurunan konsentrasi. Tinnitus sering kali merupakan gejala awal dari kerusakan pendengaran. Ini adalah sinyal peringatan dari telinga Anda bahwa sel-sel rambut di dalamnya sedang mengalami tekanan atau kerusakan.

3. Penurunan Konsentrasi dan Dampak Kognitif

Efek buruk dari musik bervolume tinggi tidak hanya terbatas pada sistem pendengaran. Otak manusia harus bekerja lebih keras untuk memproses informasi di tengah paparan suara yang keras dan konstan. Akibatnya, kemampuan untuk fokus pada tugas-tugas lain dapat menurun secara signifikan.

Beberapa penelitian menunjukkan bahwa kebisingan yang berlebihan dapat meningkatkan kadar hormon stres seperti kortisol. Peningkatan hormon ini dalam jangka panjang dapat memengaruhi fungsi kognitif, termasuk memori dan kemampuan belajar. Bagi pelajar atau pekerja yang sering menggunakan musik sebagai “teman” beraktivitas, volume yang terlalu tinggi justru bisa menjadi kontraproduktif dan mengganggu kinerja otak.

4. Mencegah Lebih Baik: Cara Aman Menikmati Musik

Kabar baiknya, kerusakan pendengaran akibat bising sepenuhnya dapat dicegah. Dengan mengubah kebiasaan, Anda dapat terus menikmati musik favorit tanpa mengorbankan kesehatan. Para ahli kesehatan merekomendasikan beberapa langkah praktis, salah satunya adalah “aturan 60/60”. Aturan ini menyarankan untuk mendengarkan musik dengan volume tidak lebih dari 60% dari level maksimal, dengan durasi tidak lebih dari 60 menit dalam satu sesi.

Selain itu, berinvestasi pada earphone atau headphone dengan fitur peredam bising (noise-cancelling) bisa menjadi solusi cerdas. Fitur ini memungkinkan Anda mendengarkan musik dengan jelas pada volume yang lebih rendah karena suara bising dari lingkungan sekitar dapat diblokir. Memberi jeda istirahat bagi telinga Anda secara berkala juga sangat penting untuk membiarkan sel-sel pendengaran pulih. Menjaga kesehatan pendengaran adalah investasi jangka panjang untuk kualitas hidup yang lebih baik.

Investing in Future LeadersKarir

Investing in Future Leaders

Keunal AdminJune 12, 2023
Take Personal Journeys to Professional SuccessKarir

Take Personal Journeys to Professional Success

Keunal AdminJune 19, 2023
“Alhamdulillah, Diterima”: Inovasi QRIS Soundbox Syariah Jadi Game-Changer bagi UMKM Halal IndonesiaBeritaFinansial

“Alhamdulillah, Diterima”: Inovasi QRIS Soundbox Syariah Jadi Game-Changer bagi UMKM Halal Indonesia

Keunal AdminSeptember 25, 2025

Leave a Reply